BAB V
Struktur Pengendalian Intern
1.
Pendahuluan
2.
Pengertian Struktur Pengendalian Intern
3.
Klasifikasi
4.
Pengendalian CBIS
1.
Pendahuluan
Suatu
perusahaan yang telah berjalan tidak boleh tidak memonitor kegiatannya dan
hasilnya yang dicapainya. Dimana Manajemen harus mempunyai pandangan dan sikap
yang profesional untuk memajukan atau meningkatkan hasil yang telah dicapainya.
Pandangan
dan sikap tersebut di atas dinyatakan dalam kesibukan manajemen untuk selalu
melihat, meneliti, menganalisa dan mengambil keputusan atas laporan-laporan
yang telah sampai ke atas meja mereka.
Dan Laporan tersebut yang digunakan
sebagai dasar keputusannya baik untuk mengendalikan atau mengarahkan biasanya
berbentuk meringkas kejadian yang paling terakhir terjadi dan kondisi
perusahaan.
Unit/satuan
pengukurannya tidak hanya menggunakan rupiah tetapi juga satuan jam kerja,
satuan berat, penggunaan karyawan atau ukuranyang lain yang
diperlukannya.
Nah, di samping laporan berfungsi untuk
mengendalikan dan mengarahkan, laporan juga mempunyai arti untuk menilai apakah:
1. kebijaksanaan perusahaan yang telah
ditentukan dijalankan atau belum.
2. Apakah kondisi keuangannya sehat.
3. Kegiatan penjualannya menguntungkan,
dan
4. Hubungan antar bagian atau devisi, atau departemen
berlangsung harmonis atau tidak.
Pemeriksaan terus-menerus dan
analisa laporan dan catatan-catatan sering disebut pengendalian intern.
Jadi, hanya dengan pemeriksaan yang
terus berkesinambungan dan di analisa, laporan dan catatan-catatan dari mana
laporan di atas didapat, manajemen dapat meletakkan kepercayaannya terhadap
laporan yang diberikan padanya dan akan digunakan atau dipakai untuk mengambil
sebuah kebijakan.
2.
Pengertian Struktur Pengendalian
Intern
(Ikatan AkuntanIndonesia, 2001) mendefinisikan pengertian struktur pengendalian intern sebagai:
Suatu
proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain
entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian
tiga golongan tujuan berikut ini:
1.
kehandalan
pelaporan keuangan
2.
efektivitas
dan efisiensi operasi
3.
kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Menurut
(Mulyadi, 2002), dari pengertian struktur
pengendalian intern tersebut terdapat beberapa konsep berikut ini:
1.
Struktur
pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu.
Struktur pengendalian intern merupakan suatu rangkaian yang bersifat pervasive
dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
2.
Struktur
pengendalian intern dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang
mencakup dewan komisaris, manajemen dan personil lain.
3.
Struktur
pengendalian intern diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai bagi
manajemen dan dewan komisaris, entitas, bukan keyakinan mutlak.
4.
Struktur
pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan:
pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa Struktur pengendalian intern memegang
peranan penting dalam organisasi perusahaan untuk dapat merencanakan,
mengkoordinasikan dan menguasai atau mengontrol berbagai aktivitas-aktivitas
yang dilaksanakan. Pengendalian intern mencakup kebijakan dan prosedur-prosedur
yang ditetapkan untuk memberikan jaminan tercapainya tujuan tertentu
perusahaan. Konsep struktur pengendalian intern didasarkan atas tanggung jawab
manajemen dan jaminan yang memadai untuk menetapkan dan menyelenggarakan
struktur pengendalian intern dan dikaitkan dengan manfaat dan biaya
pengendalian.
Jadi,
Pengertian Struktur Pengendalian Intern adalah “Pengendalian Intern
meliputi struktur organisasi metode dan prosedur yang dikoordinasikan dan
diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan harta milik perusahaan,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansinya, mendorong efisiensi, dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya.
PENTINGNYA PENGENDALIAN INTERN
Pengendalian intern menjadi penting berkaitan dengan:
a. Lingkup dan ukuran entitas bisnis
semakin kompleks.
Hal ini
mengakibatkan manajemen harus mengandalkan laporan dan analisis yang banyak
jumlahnya agar peranan pengendalian dapat berjalan efektif.
b. Pemeriksaan dan penelaahan bawaan
dalam sistem yang baik memberikan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan
mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi.
c. Pengendalian intern yang baik akan
mengurangi beban pelaksanaan audit sehingga dapat mengurangi biaya ataupun fee
audit.
Oleh karena itu bagi manajemen
mempertahankan terus adanya struktur pengendalian intern (SPI) termasuk
struktur pelaporan yang baik adalah sangat diperlukan agar dapat melepaskan,
menyerahkan atau mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabnya dengan tepat.
Struktur pengendalian intern satuan terdiri dari 3
unsur:
1. Lingkungan pengendalian
2. Sistem akuntansi
3. prosedur pengendalian
Lingkungan
Pengendalian
Lingkungan Pengendalian dari suatu
organisasi menekankan pada berbagai macam faktor yang secara bersamaan
mempengaruhi kebijakan dan prosedur pengendalian.
1. Filosofi dan Gaya Operasional
Manajemen
Filosofi
adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi perusahaan dan
karyawannya. (menggambarkan apa yang seharusnya dikerjakan dan yang tidak
dikerjakan). Gaya Operasional mencerminkan ide manajer tentang bagaimana
kegiatan operasi suatu perusahaan harus dikerjakan. (Filosofi perusahaan
dikomunikasikan melalui gaya operasi manajemen)
2. Struktur Organisasi
Salah satu
elemen kunci dalam lingkungan pengendalian adalah struktur organisasi. Struktur
Organisasi menunjukkan pola wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam suatu
perusahaan. (Desentralisasi maupun sentralisasi)
3. Komite pemeriksaan
4. Metode Pengendalian Manajemen
Lingkungan
pengendalian juga dipengaruhi oleh metode pengendalian manajemen. Metode ini
meliputi pengawasan yang efektif (melalui peranggaran), laporan pertanggung
jawaban dan audit internal.
5. Pengaruh Ekstern
Organisasi
harus mematuhi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun pihak yang
mempunyai juridiksi atas organisasi. Hal tersebut sangat berpengaruh pada
pengendalian intern perusahaan.
Sistem
akuntansi
Sistem Akuntansi didefinisikan
sebagai elemen struktur pengendalian
sebagai metode dan pencatatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi,
menganalisa, mengklasifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi perusahaan
serta mempertahankan tanggung jawab untuk tetap dipercayanya atas aktiva dan
hutang
.
System
akuntansi yang efektif harus memenuhi :
1.
Mengidentifikasi dan mencatat transaksi yang valid.
2.
Ketepatan waktu dalam pencatatan transaksi dan
pengklasifikasiannya dalam pelaporan keuangan.
3.
Pengukuran nilai transaksi dan mencatat dalam nilai
yang tepat dalam laporan keuangan.
4.
Menunjukkan periode transaksi tersebut terjadi dan
mencatatnya dalam periode yang benar
5.
Menyajikan secara tepat transaksi dan yang berhubungan
dengan pengungkapanya dalam laporan keuangan.
Pengendalian
Prosedur.
Prosedur pengendalian melengkapi struktur pengendalian
internal. Prosedur pengendalian dapat ditetapkan pada satu jenis transaksi,
misalnya Penjualan, Prosedur pengendalian juga dapat diterapkan secara luas dan
terintegrasi pada system akuntansi yang khusus.
Klasifikasi dari prosedur pengendalian adalah:
a) Prosedur otorisasi.
Maksud utama dari prosedur otorisasi
adalah untuk meyakinkan bahwa transaksi diotorsasi oleh menejemen sesuai dengan
batas kekuasaannya. Otorisasi dapat bersifat khusus maupun umum. Otorisasi
bersifat umum dapat berupa penetapan harga
produk, sedangkan otorisasi khusus ditetapkan dari kasus perkasus.
Otorisasi khusus, misalnya menetapkan kebijakan kredit dari pelanggan .
b) Pemisahan Tugas.
Maksud utama dari pemisahan tugas
adalah mencegah terjadinya kesalahan dan penyimpangan dan pembebanan tanggung
jawab. Kriteria atau masalah pokok dalam pemisahan tugas adalah fungsi-fungsi
yang berbeda untuk pelaksanaan , pencatatan, dan penyimpanan dari setiap
transaksi.
Contoh
transaksi pembelian:
1.
Departemen pembelian : melakukan pembelian barang
2.
Departemen akuntansi : melakukan pencatatan atas
pembelian.
3.
Bagin gudang: melakukan penyimpanan tas varang yang
dibeli.
Namun sebelum melakukan pencatatan
bagian departemen akuntansi harus memastikan bahwa pembelian telah diotorisasi.
Barang telah diterima, kemudian pencatatan dilakukan sebagai dasar pertanggung
jawaban bahwa barang benar-benar ada.
c) Dokumen dan Catatan.
Dokumen merupakan bukti atas kejadia
dari transaksi beserta harga, sifat, dan jangka waktu transaksi. Faktur, cek,
kontrak, dan catatan waktu kerja adalah merupakan dokumen. Yang terpenting bagi
dokumen adalah adanya ‘penawaran’. Penawaran dokumen memberikan kepastian untuk
:
Bahwa semua
transaksi telah tercatat
Bahwa tidak
ada transaksi yang tidak tercatat dan atau tercatat lebih dari 1 kali.
Prosedur pendokumentasian seharusnya
menyedikan ketepatan waktu dengan mempekerjakan karyawan sebagaimana transaksi
dilakukan. Dokumen harus tersimpan dan disimpan sebagai bukti.
Catatan
meliputi gaji karyawan yang menunjukkan akuntansi pendapatan yang diterima
karyawan. Catatan dapat berupa ikhtisar dari faktur penjualan dan cek.
Prosedur akuntansi menghubungkan dengan ketepatan pemrosesan dokumen dengan
departemen akuntansi. Prosedur akuntansi manual hanya mengandung instruksi
untuk pencatatan dan penomoran dokumen.
d) Pengendalian Akses.
Akses mempunyai dua dimensi yaitu :
Akses langsung memegang atau mengelolah aktiva, sedangkan akses tidak
langsung melalui penyediaan atau pemprosesan dokumen, seperti order penjualan,
voucer yang mengotorisasi untuk penggunaaan aktiva.
Jadi struktur pengendalian intern suatu saruan usaha lemah, maka
kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidak akuratan ataupun kecurangan dalam
perusahaan sangat besar.
Konsep Dasar.
Ada tiga konsep dasar yang berkenaan
dengan struktur pengendalian menejemen internal, yaitu:
1. Tanggung
jawab manajemen
Tanggung
jawab manajemen meliputi pengawasan struktur pengendalian internal yang sedang
berjalan dan jika perlu memodifikasinya.
2. Kewajaran
Menejemen mencari tingkat yang ‘wajar’ bukan untuk mencari kesalahan atau
tingkat mutlak kebenaran. Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa sasaran dari
struktur pengendalian dapat dicapai.
3. Keterbatasan
Struktur
pengendalian internalmempunyai keterbatasan, keterbatasan tersebut adalah:
1.
Factor manusia yang melakukan fungsi prosedur
pengendalian keterbatasan ini hanya dapat diminimumkan dengan oleh orang dari
dalam atau luar perusahaan yang independen.
2.
Pengendalian tak mengarahkan pada seluruh transaksi.
Maksudnya pengendalian tidak dapat diterapkan pada transaksi yang non rutin
seperti kejadian luarbiasa, bonus dll.
Secara umum, Pengendalian
Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan
sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau
organisasi tertentu.
Sedangkan Sistem
Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang
terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Pengendalian
internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk
menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan
memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan
kebijakan yang telah ditetapkan.
Suatu pengendalian intern bisa dikatakan
efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan tersebut
dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
a. Direksi
dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan,
meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja,
tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.
b. Laporan
Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi
laporan segmen maupun interim.
c. Prosedur
dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan dipatuhi
dengan semestinya.
Sruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima)
komponen, yaitu :
1. Lingkungan Pengendalian
Merupakan dasar dari komponen
pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan disiplin.
Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah
Manajemen dan gaya operasional, cara manajemen di dalam mendelegasikan tugas
dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan yang
diberikan oleh dewan direksi.
Kunci lingkungan pengendalian
adalah:
·
Integritas
dan Etika
·
Komitmen
terhadap Kompetensi
·
Struktur
Organisasi
·
Pendelegasian
Wewenang dan Tanggung Jawab
·
Praktik dan
Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik
2. Penilaian Resiko
Identifikasi dan analisa atas resiko
yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai penentuan “bagaimana
resiko dinilai untuk kemudian dikelola”. Komponen ini hendaknya
mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai.
Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan
terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.
Langkah-langkah dalam penaksiran
risiko adalah sebagai berikut:
·
Mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi risiko
·
Menaksir
risiko yang berpengaruh cukup signifikan
·
Menentukan
tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko
3. Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang dapat
membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian
hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level dan semua fungsi yang ada di
perusahaan.
Aktivitas pengendalian meliputi:
·
Pemisahan
fungsi/tugas/wewenang yang cukup
·
Otorisasi
traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai
·
Pendokumentasiaan
dan pencatatan yang cukup
·
Pengendalian
secara fisik terhadap aset dan catatan
·
Evaluasi
secara independen atas kinerja
·
Pengendalian
terhadap pemrosesan informasi
·
Pembatasan
akses terhadap sumberdaya dan catatan
4. Informasi dan Komunikasi
Menampung kebutuhan perusahaan di
dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan informasi-informasi
kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka.
Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan kunci dari
komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian eksternal,
aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar
manajemen memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus
diambil, dan untuk tujuan pelaporan eksternal.
5. Pengawasan
Pengendalian intern seharusnya
diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan. Ini merupakan kerangka
kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam perusahaan
(organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum
manajemen dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian
intern hendaknya dilaporkan ke atas. Dan pemborosan yang serius seharusnya
dilaporkan kepada manajemen puncak dan dewan direksi, hal ini meliputi :
·
Mengevaluasi
temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit secara tepat.
·
Menentukan
tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan rekomendasi dari audit dan
reviu.
·
Menyelesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang digunakan untuk menindaklanjuti
rekomendasi yang menjadi perhatian manajemen.
Kelima komponen ini terkait satu
dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja sistem yang terintegrasi
yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Sistem Pengendalian
Internal terjalin dengan aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih
efektif apabila pengendalian dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk
kemudian menjadi bagian yang paling esensial dari perusahaan (organisasi).
Tujuan Struktur Pengendalian Intern
Berdasarkan
definisi struktur pengendalian intern yang telah diuraikan sebelumnya, maka
menurut (Ikatan AkuntanIndonesia,(2001), tujuan struktur pengendalian intern
adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam mencapai tiga golongan tujuan,
yaitu:
- keandalan laporan keuangan
- kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
- efektivitas dan efisiensi operasi

aktivitas
dan proses pengendalian SIA
secara
umum, prosedur pengendalian termasuk dalam satu dari lima katagori berikut ini:
·
pemisahan tugas
·
desain dan penggunaan
dokumen serta catatan yang meemadai
·
penjaagaan aset
dan catatan yang memadai.
·
Pemeriksaan
independen atas kinerja
3.
Ancaman
terhadap SIA
Jenis-jenis ancaman
terhadap sistem informasi akuntansi
Keamanan merupakan faktor
penting yang perlu diperhatikan dalam pengoprasian sistem informasi, yang
dimaksud untuk mencegah ancaman terhadap sistem serta untuk meneteksi dan
membetulkan akibat segala kerusakan sistem.
Ancaman terhadap sistem
informasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu ancaman aktif dan acaman pasif.
a.
Ancaman aktif,
mencangkup:
1.
Kecurangan
2.
Kejahatan terhadap
komputer
b.
Ancaman pasif,
mencangkup:
1.
Kegagalan system
2.
Kesalahan manusia
3.
Bencana alam
Ancaman-ancaman atas SIA
1. Salah satu ancaman yang dihadapi perusahaan adalah
kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti:
·
Kebakaran atau
panas yang berlebihan
·
Banjir, gempa bumi
·
Baadai angin dan
perang
2. Ancaman kedua bagi perusahaan adalah kesalahan pada
software dan tidak berfungsinya peralatan,seperti:
·
Kegagalan hardware
·
Kesalahan atau terdapaat
kerusakan pada software, kegagalan sistem oprasi, gangguan dan fluktuasi
listrik
·
Serta kesalahan
pengiriman data yang tidak terdeteksi
3. Ancaman ketiga bagi perusahaan adalah tindakan yang
tidak disengaja, seperti:
·
Kecelakaan yang
disebabkan kecerobohan manusia
·
Kesalahan tidak
disengaj karena teledor
·
Kehilangan atau
salah meletakan
·
Kesalahan logika
·
Sistem yang tidak
memenuhi kebutuhan perusahaan
4. Ancaman keempat yang dihadapi peruahaan adalah
tindakan disengaja, seperti:
·
Sabotase
·
Penipuan komputer
·
Penggelapan
Ancaman
lain berupa kecurangan dan kejahatan komputer. Ancaman ini mendasarkan pada
komputer sebagai alat untuk melakukan tindakan yang tidak benar.
Penggunaan
sistem berbasis komputer terkadang menjadi rawan terhadap kecurangan (fraud) dan pencurian.
Metode
yang umum digunakan oleh orang dalam melakukan penetrasi terhadapsistem
berbasis komputer ada 6 macam (boonar dan hopwood, 1993), yaitu:
ü Pemanipulasian masukan
ü Penggantian program
ü Penggantian secara langsung
ü Pencurian data
ü Sabotase
ü Penyalah gunaan dan pencurian sumbber daya komputasi
Dalam
banyak kekurangan dalam komputer, pemanipulasian masukan merupakan metode yang
paling banyak digunakan,mengingat hal ini bisa dilakukan tanpa memerlukan
ketrmpilan teknis yang tinggi.
Pemanipulasian
melalui program biasa dilakukan oleh para spesialis teknologi informasi.
Pengubahan berkas secara langsung umum dilakukan oleh orang yang punya akses
secara langsung terhadap basis data.
Pencurian
data kerap kali dilakukan oleh “orang dalam” untuk dijual. Salahsatu kasus
terjadi pada Encyclopedia Britnica Company (bodnar dan Hopwood, 1993).
Perusahaan ini menuduh seorang pegawainya menjual daftar nasabah ke sebuah
pengiklan direct mall seharga $3juta.
Sabotase
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Istilah umum untuk menyatakan tindakan
masuk kdalam suatu sistem komputer tanpa otorisasi, yaitu hacking. Pada masa
kerusuhan tahun 1998, banyak situs Web badan-badan pemeerintah di Indonesia
diacak-acak oleh para cracker.
4.
Klasifikasi pengendalian intern
Klasifkasi pengendalian intern
1. Menurut tujuannya, bedakan menjadi tiga kelomok,
yaitu:
a.
Pengendalian
preventif dimaksudkan untuk mencegah masalah sebelum masalah tersebut
benar-benar terjadi.
b.
Peengendalian
detektif untuk menemukan masalah segera setelah masalah tersebut terjadi.
c.
Pengendalian
korektif dimaksudkan untukmemecaahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian
detektif
2. Menurut waktu pelaksanaanya, dibagi dalam dua
kelompok, yaitu:
a.
Pengendalian umpan
balik (feedback control) adalahpengendalian yang termasuk dalam kelompok
pengendalian preventif karena jenis pengawasan ini memonitor proses dan input
untuk memprediksi masalah yang akan terjadi (potetntial problem).
b.
Pengendalian dini
(feedforward control)
Pengendalian yang masuk
dalam kelompok pengendalian detektif, karena jenis pengawasan ini mengukur
sebuah proses dan menyesuaikannya apabila terjadi penyimpanan dari rencana
semula.
3. Menurut objek yang dikendalikan, maka dikelompokan
menjadi dua, yaitu:
a.
Pengawasan umum
(general control) adalah pengawasan yang dirancang untuk menjamin bahwa
lingkungan pengawasan organisasi mantap dan dikelola dengan baikuntuk
meningkatkan efektivitas pengawasan aplikasi.
b.
Pengawasan
aplikasi (application control) adalah pengawasan yang digunakan untuk mencegah,
mendekteksi, dan membetulkan kesalahan transaksi saat transaksi tersebut
diproses.
4. Menurut tempat implementasi dalam siklus pengelolahan
data, dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
a.
Pengawasan input
dirancang untuk menjamin bahwa hanya data yang sah (valid), akurat, dan diotorisasi
saja yang dimasukan dalam proses.
b.
Pengawasan proses
dirancang untu menjamin bahwa semua transaksi diproses secara akurat dan
lengkap, dan semua file dan record di update secara tepat.
c.
Pengawasan output
dirangcang untuk menjamin bahwa keluaran sistem diawasi dengan semestinya.
5.
Pengendalian
CBIS
CBIS atau computer Base Information Sytem mendang arti
bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi.
Meskipun secara teoritis, penerapan sebuah sistem informasi memang tidak harus
menggunakan komputer dalam kegiatannya, namun pada prkteknya dengan data dan
kebutuhan informasi yang begitu kompleks maka peran teknologi komputer begitu
dibutuhkan, peran komputer inilah yang dikenal dengan istilah “Computer Based”
karena digunakan unttuk mengolah informasi dalam sebuah sistem maka disebut
“Computer Base Information System” atau sistem informasi berbasis komputer.
CBIS ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang
berkualitas, sehingga tujuan organisasi (user) dapat tercapai secara effisien
dan efektif dengan hasil yang maksimal dalam proses yang optimal dan 5 (lima)
hal pokok yang merupakan manfaat dari Sistem Infoemasi dalam pengendalian
Manajemn Organisasi adalah:
Ø Penghematan waktu (time saving)
Ø Penghematan biaya (cost saving)
Ø Peningkatan efektivitas (effectiveness)
Ø Penghematan tegnologi (tecnology development)
Ø Pengembangan personil akuntansi (accounting staff
development)
Sub sistem dari sistem informasi berbasis komputer sub
sistem ari CBIS adalah:
o Sistem informasi akuntansi
o Sistem informasi manajemen
o Sistem pendukung keputusan
o Automasi kantor (office Automation) semua sistem
elektronik formal dan informasi terutama berkaitan dengan komunikasi informasi
ke dan dari orang-orang didalam maupun diluar perusahaan.
o Sistem Pakar, adalah sistem yang berhusaha mengadopsi
pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan
menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar