Jumat, 04 Desember 2015

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SIA)



BAB V
STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
Struktur Pengendalian Intern
1.      Pendahuluan
2.      Pengertian Struktur Pengendalian Intern
3.      Klasifikasi
4.      Pengendalian CBIS

1.     Pendahuluan
Suatu perusahaan yang telah berjalan tidak boleh tidak memonitor kegiatannya dan hasilnya yang dicapainya. Dimana Manajemen harus mempunyai pandangan dan sikap yang profesional untuk memajukan atau meningkatkan hasil yang telah dicapainya.
Pandangan dan sikap tersebut di atas dinyatakan dalam kesibukan manajemen untuk selalu melihat, meneliti, menganalisa dan mengambil keputusan atas laporan-laporan yang telah sampai ke atas meja mereka.
Dan Laporan tersebut yang digunakan sebagai dasar keputusannya baik untuk mengendalikan atau mengarahkan biasanya berbentuk meringkas kejadian yang paling terakhir terjadi dan kondisi perusahaan.
Unit/satuan pengukurannya tidak hanya menggunakan rupiah tetapi juga satuan jam kerja, satuan berat, penggunaan karyawan atau ukuranyang lain yang diperlukannya. 
Nah, di samping laporan berfungsi untuk mengendalikan dan mengarahkan, laporan juga mempunyai arti untuk menilai apakah:
1.      kebijaksanaan perusahaan yang telah ditentukan dijalankan atau belum.
2.      Apakah kondisi keuangannya sehat.
3.      Kegiatan penjualannya menguntungkan, dan
4.      Hubungan antar bagian atau devisi, atau departemen berlangsung harmonis atau tidak.
Pemeriksaan terus-menerus dan analisa laporan dan catatan-catatan sering disebut pengendalian intern.
Jadi, hanya dengan pemeriksaan yang terus berkesinambungan dan di analisa, laporan dan catatan-catatan dari mana laporan di atas didapat, manajemen dapat meletakkan kepercayaannya terhadap laporan yang diberikan padanya dan akan digunakan atau dipakai untuk mengambil sebuah kebijakan.


2.     Pengertian Struktur Pengendalian Intern

(Ikatan AkuntanIndonesia, 2001) mendefinisikan pengertian struktur pengendalian intern sebagai:

Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:
1.      kehandalan pelaporan keuangan
2.      efektivitas dan efisiensi operasi
3.      kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Menurut (Mulyadi, 2002), dari pengertian struktur pengendalian intern tersebut terdapat beberapa konsep berikut ini:
1.      Struktur pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Struktur pengendalian intern merupakan suatu rangkaian yang bersifat pervasive dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
2.      Struktur pengendalian intern dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen dan personil lain.
3.      Struktur pengendalian intern diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris, entitas, bukan keyakinan mutlak.
4.      Struktur pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan: pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Struktur pengendalian intern memegang peranan penting dalam organisasi perusahaan untuk dapat merencanakan, mengkoordinasikan dan menguasai atau mengontrol berbagai aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan. Pengendalian intern mencakup kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk memberikan jaminan tercapainya tujuan tertentu perusahaan. Konsep struktur pengendalian intern didasarkan atas tanggung jawab manajemen dan jaminan yang memadai untuk menetapkan dan menyelenggarakan struktur pengendalian intern dan dikaitkan dengan manfaat dan biaya pengendalian.
Jadi, Pengertian Struktur Pengendalian Intern adalah  “Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi metode dan prosedur yang dikoordinasikan dan diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan harta milik perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansinya, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya.
PENTINGNYA PENGENDALIAN INTERN

Pengendalian intern menjadi penting berkaitan dengan:
a.       Lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin kompleks.
Hal ini mengakibatkan manajemen harus mengandalkan laporan dan analisis yang banyak jumlahnya agar peranan pengendalian dapat berjalan efektif.
b.      Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yang baik memberikan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi.
c.       Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan audit sehingga dapat mengurangi biaya ataupun fee audit.
Oleh karena itu bagi manajemen mempertahankan terus adanya struktur pengendalian intern (SPI) termasuk struktur pelaporan yang baik adalah sangat diperlukan agar dapat melepaskan, menyerahkan atau mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabnya dengan tepat.
Struktur pengendalian intern satuan terdiri dari 3 unsur:
1.      Lingkungan pengendalian
2.      Sistem akuntansi
3.      prosedur pengendalian
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan Pengendalian dari suatu organisasi menekankan pada berbagai macam faktor yang secara bersamaan mempengaruhi kebijakan dan prosedur pengendalian.
1.      Filosofi dan Gaya Operasional Manajemen
Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya. (menggambarkan apa yang seharusnya dikerjakan dan yang tidak dikerjakan). Gaya Operasional mencerminkan ide manajer tentang bagaimana kegiatan operasi suatu perusahaan harus dikerjakan. (Filosofi perusahaan dikomunikasikan melalui gaya operasi manajemen)
2.      Struktur Organisasi
Salah satu elemen kunci dalam lingkungan pengendalian adalah struktur organisasi. Struktur Organisasi menunjukkan pola wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam suatu perusahaan. (Desentralisasi maupun sentralisasi)
3.      Komite pemeriksaan
4.      Metode Pengendalian Manajemen
Lingkungan pengendalian juga dipengaruhi oleh metode pengendalian manajemen. Metode ini meliputi pengawasan yang efektif (melalui peranggaran), laporan pertanggung jawaban dan audit internal.
5.      Pengaruh Ekstern
Organisasi harus mematuhi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun pihak yang mempunyai juridiksi atas organisasi. Hal tersebut sangat berpengaruh pada pengendalian intern perusahaan.
Sistem akuntansi
Sistem Akuntansi didefinisikan sebagai elemen struktur pengendalian sebagai metode dan pencatatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, menganalisa, mengklasifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi perusahaan serta mempertahankan tanggung jawab untuk tetap dipercayanya atas aktiva dan hutang

.
System akuntansi yang efektif harus memenuhi :
1.      Mengidentifikasi dan mencatat transaksi yang valid.
2.      Ketepatan waktu dalam pencatatan transaksi dan pengklasifikasiannya dalam pelaporan keuangan.
3.      Pengukuran nilai transaksi dan mencatat dalam nilai yang tepat dalam laporan keuangan.
4.      Menunjukkan periode transaksi tersebut terjadi dan mencatatnya dalam periode yang benar
5.      Menyajikan secara tepat transaksi dan yang berhubungan dengan pengungkapanya dalam laporan keuangan.
Pengendalian Prosedur.
Prosedur pengendalian melengkapi struktur pengendalian internal. Prosedur pengendalian dapat ditetapkan pada satu jenis transaksi, misalnya Penjualan, Prosedur pengendalian juga dapat diterapkan secara luas dan terintegrasi pada system akuntansi yang khusus.
Klasifikasi dari prosedur pengendalian adalah:
a)      Prosedur otorisasi.
Maksud utama dari prosedur otorisasi adalah untuk meyakinkan bahwa transaksi diotorsasi oleh menejemen sesuai dengan batas kekuasaannya. Otorisasi dapat bersifat khusus maupun umum. Otorisasi bersifat umum dapat berupa penetapan harga  produk, sedangkan otorisasi khusus ditetapkan dari kasus perkasus. Otorisasi khusus, misalnya menetapkan kebijakan kredit dari pelanggan .
b)      Pemisahan Tugas.
Maksud utama dari pemisahan tugas adalah mencegah terjadinya kesalahan dan penyimpangan dan pembebanan tanggung jawab. Kriteria atau masalah pokok dalam pemisahan tugas adalah fungsi-fungsi yang berbeda untuk pelaksanaan , pencatatan, dan penyimpanan dari setiap transaksi.
            Contoh transaksi pembelian:
1.      Departemen pembelian : melakukan pembelian barang
2.      Departemen akuntansi : melakukan pencatatan atas pembelian.
3.      Bagin gudang: melakukan penyimpanan tas varang yang dibeli.
Namun sebelum melakukan pencatatan bagian departemen akuntansi harus memastikan bahwa pembelian telah diotorisasi. Barang telah diterima, kemudian pencatatan dilakukan sebagai dasar pertanggung jawaban bahwa barang benar-benar ada.

c)      Dokumen dan Catatan.
Dokumen merupakan bukti atas kejadia dari transaksi beserta harga, sifat, dan jangka waktu transaksi. Faktur, cek, kontrak, dan catatan waktu kerja adalah merupakan dokumen. Yang terpenting bagi dokumen adalah adanya ‘penawaran’. Penawaran dokumen memberikan kepastian untuk :
                              Bahwa semua transaksi telah tercatat
                                Bahwa tidak ada transaksi yang tidak tercatat dan atau tercatat lebih dari 1 kali.
Prosedur pendokumentasian seharusnya menyedikan ketepatan waktu dengan mempekerjakan karyawan sebagaimana transaksi dilakukan. Dokumen harus tersimpan dan disimpan sebagai bukti.
Catatan meliputi gaji karyawan yang menunjukkan akuntansi pendapatan yang diterima karyawan. Catatan dapat berupa ikhtisar dari faktur penjualan dan cek.
Prosedur akuntansi menghubungkan dengan ketepatan pemrosesan dokumen dengan departemen akuntansi. Prosedur akuntansi manual hanya mengandung instruksi untuk pencatatan dan penomoran dokumen.
d)     Pengendalian Akses.
Akses mempunyai dua dimensi yaitu :
Akses langsung memegang atau mengelolah aktiva, sedangkan akses tidak langsung melalui penyediaan atau pemprosesan dokumen, seperti order penjualan, voucer yang mengotorisasi untuk penggunaaan aktiva.
Jadi struktur pengendalian intern suatu saruan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidak akuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar.
Konsep Dasar.
Ada tiga konsep dasar yang berkenaan dengan struktur pengendalian menejemen internal, yaitu:
1.      Tanggung jawab manajemen
Tanggung jawab manajemen meliputi pengawasan struktur pengendalian internal yang sedang berjalan dan jika perlu memodifikasinya.
2.      Kewajaran
Menejemen mencari tingkat yang ‘wajar’ bukan untuk mencari kesalahan atau tingkat mutlak kebenaran. Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa sasaran dari struktur pengendalian dapat dicapai.
3.      Keterbatasan
Struktur pengendalian internalmempunyai keterbatasan, keterbatasan tersebut adalah:
1.      Factor manusia yang melakukan fungsi prosedur pengendalian keterbatasan ini hanya dapat diminimumkan dengan oleh orang dari dalam atau luar perusahaan yang independen.
2.      Pengendalian tak mengarahkan pada seluruh transaksi. Maksudnya pengendalian tidak dapat diterapkan pada transaksi yang non rutin seperti kejadian luarbiasa, bonus dll.
Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu.
Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
a.       Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.
b.      Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan segmen maupun interim.
c.       Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan dipatuhi dengan semestinya.
Sruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :
1.      Lingkungan Pengendalian
Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajemen di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.
Kunci lingkungan pengendalian adalah:
·         Integritas dan Etika
·         Komitmen terhadap Kompetensi
·         Struktur Organisasi
·         Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
·         Praktik dan Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik
2.      Penilaian Resiko
Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai penentuan “bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola”. Komponen ini hendaknya mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.
Langkah-langkah dalam penaksiran risiko adalah sebagai berikut:
·         Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko
·         Menaksir risiko yang berpengaruh cukup signifikan
·         Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko
3.      Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level dan semua fungsi yang ada di perusahaan.
Aktivitas pengendalian meliputi:
·         Pemisahan fungsi/tugas/wewenang yang cukup
·         Otorisasi traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai
·         Pendokumentasiaan dan pencatatan yang cukup
·         Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatan
·         Evaluasi secara independen atas kinerja
·         Pengendalian terhadap pemrosesan informasi
·         Pembatasan akses terhadap sumberdaya dan catatan
4.      Informasi dan Komunikasi
Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk tujuan pelaporan eksternal.
5.      Pengawasan
Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan. Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum manajemen dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian intern hendaknya dilaporkan ke atas. Dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen puncak dan dewan direksi, hal ini meliputi :
·         Mengevaluasi temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit secara tepat.
·         Menentukan tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan rekomendasi dari audit dan reviu.
·         Menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang digunakan untuk menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi perhatian manajemen.
Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Sistem Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang paling esensial dari perusahaan (organisasi).

Tujuan Struktur Pengendalian Intern

Berdasarkan definisi struktur pengendalian intern yang telah diuraikan sebelumnya, maka menurut (Ikatan AkuntanIndonesia,(2001), tujuan struktur pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam mencapai tiga golongan tujuan, yaitu:
  1. keandalan laporan keuangan
  2. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
  3. efektivitas dan efisiensi operasipengertian Struktur Pengendalian Intern
  4.  

aktivitas dan proses pengendalian SIA
secara umum, prosedur pengendalian termasuk dalam satu dari lima katagori berikut ini:
·         pemisahan tugas
·         desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang meemadai
·         penjaagaan aset dan catatan yang memadai.
·         Pemeriksaan independen atas kinerja

3.     Ancaman terhadap SIA
Jenis-jenis ancaman terhadap sistem informasi akuntansi
Keamanan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pengoprasian sistem informasi, yang dimaksud untuk mencegah ancaman terhadap sistem serta untuk meneteksi dan membetulkan akibat segala kerusakan sistem.
Ancaman terhadap sistem informasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu ancaman aktif dan acaman pasif.
a.       Ancaman aktif, mencangkup:
1.      Kecurangan
2.      Kejahatan terhadap komputer
b.      Ancaman pasif, mencangkup:
1.      Kegagalan system
2.      Kesalahan manusia
3.      Bencana alam

Ancaman-ancaman atas SIA
1.      Salah satu ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti:
·         Kebakaran atau panas yang berlebihan
·         Banjir, gempa bumi
·         Baadai angin dan perang
2.      Ancaman kedua bagi perusahaan adalah kesalahan pada software dan tidak berfungsinya peralatan,seperti:
·         Kegagalan hardware
·         Kesalahan atau terdapaat kerusakan pada software, kegagalan sistem oprasi, gangguan dan fluktuasi listrik
·         Serta kesalahan pengiriman data yang tidak terdeteksi
3.      Ancaman ketiga bagi perusahaan adalah tindakan yang tidak disengaja, seperti:
·         Kecelakaan yang disebabkan kecerobohan manusia
·         Kesalahan tidak disengaj karena teledor
·         Kehilangan atau salah meletakan
·         Kesalahan logika
·         Sistem yang tidak memenuhi kebutuhan perusahaan
4.      Ancaman keempat yang dihadapi peruahaan adalah tindakan disengaja, seperti:
·         Sabotase
·         Penipuan komputer
·         Penggelapan
Ancaman lain berupa kecurangan dan kejahatan komputer. Ancaman ini mendasarkan pada komputer sebagai alat untuk melakukan tindakan yang tidak benar.
Penggunaan sistem berbasis komputer terkadang menjadi rawan terhadap kecurangan (fraud) dan pencurian.
Metode yang umum digunakan oleh orang dalam melakukan penetrasi terhadapsistem berbasis komputer ada 6 macam (boonar dan hopwood, 1993), yaitu:
ü  Pemanipulasian masukan
ü  Penggantian program
ü  Penggantian secara langsung
ü  Pencurian data
ü  Sabotase
ü  Penyalah gunaan dan pencurian sumbber daya komputasi
Dalam banyak kekurangan dalam komputer, pemanipulasian masukan merupakan metode yang paling banyak digunakan,mengingat hal ini bisa dilakukan tanpa memerlukan ketrmpilan teknis yang tinggi.
Pemanipulasian melalui program biasa dilakukan oleh para spesialis teknologi informasi. Pengubahan berkas secara langsung umum dilakukan oleh orang yang punya akses secara langsung terhadap basis data.
Pencurian data kerap kali dilakukan oleh “orang dalam” untuk dijual. Salahsatu kasus terjadi pada Encyclopedia Britnica Company (bodnar dan Hopwood, 1993). Perusahaan ini menuduh seorang pegawainya menjual daftar nasabah ke sebuah pengiklan direct mall seharga $3juta.
Sabotase dapat dilakukan dengan berbagai cara. Istilah umum untuk menyatakan tindakan masuk kdalam suatu sistem komputer tanpa otorisasi, yaitu hacking. Pada masa kerusuhan tahun 1998, banyak situs Web badan-badan pemeerintah di Indonesia diacak-acak oleh para cracker.
4. Klasifikasi pengendalian intern
            Klasifkasi pengendalian intern
1.      Menurut tujuannya, bedakan menjadi tiga kelomok, yaitu:
a.       Pengendalian preventif dimaksudkan untuk mencegah masalah sebelum masalah tersebut benar-benar terjadi.
b.      Peengendalian detektif untuk menemukan masalah segera setelah masalah tersebut terjadi.
c.       Pengendalian korektif dimaksudkan untukmemecaahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian detektif
2.      Menurut waktu pelaksanaanya, dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
a.       Pengendalian umpan balik (feedback control) adalahpengendalian yang termasuk dalam kelompok pengendalian preventif karena jenis pengawasan ini memonitor proses dan input untuk memprediksi masalah yang akan terjadi (potetntial problem).
b.      Pengendalian dini (feedforward control)
Pengendalian yang masuk dalam kelompok pengendalian detektif, karena jenis pengawasan ini mengukur sebuah proses dan menyesuaikannya apabila terjadi penyimpanan dari rencana semula.
3.      Menurut objek yang dikendalikan, maka dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a.       Pengawasan umum (general control) adalah pengawasan yang dirancang untuk menjamin bahwa lingkungan pengawasan organisasi mantap dan dikelola dengan baikuntuk meningkatkan efektivitas pengawasan aplikasi.
b.      Pengawasan aplikasi (application control) adalah pengawasan yang digunakan untuk mencegah, mendekteksi, dan membetulkan kesalahan transaksi saat transaksi tersebut diproses.
4.      Menurut tempat implementasi dalam siklus pengelolahan data, dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
a.       Pengawasan input dirancang untuk menjamin bahwa hanya data yang sah (valid), akurat, dan diotorisasi saja yang dimasukan dalam proses.
b.      Pengawasan proses dirancang untu menjamin bahwa semua transaksi diproses secara akurat dan lengkap, dan semua file dan record di update secara tepat.
c.       Pengawasan output dirangcang untuk menjamin bahwa keluaran sistem diawasi dengan semestinya.


5.     Pengendalian CBIS
CBIS atau computer Base Information Sytem mendang arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi. Meskipun secara teoritis, penerapan sebuah sistem informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya, namun pada prkteknya dengan data dan kebutuhan informasi yang begitu kompleks maka peran teknologi komputer begitu dibutuhkan, peran komputer inilah yang dikenal dengan istilah “Computer Based” karena digunakan unttuk mengolah informasi dalam sebuah sistem maka disebut “Computer Base Information System” atau sistem informasi berbasis komputer.
CBIS ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang berkualitas, sehingga tujuan organisasi (user) dapat tercapai secara effisien dan efektif dengan hasil yang maksimal dalam proses yang optimal dan 5 (lima) hal pokok yang merupakan manfaat dari Sistem Infoemasi dalam pengendalian Manajemn Organisasi adalah:
Ø  Penghematan waktu (time saving)
Ø  Penghematan biaya (cost saving)
Ø  Peningkatan efektivitas (effectiveness)
Ø  Penghematan tegnologi (tecnology development)
Ø  Pengembangan personil akuntansi (accounting staff development)
Sub sistem dari sistem informasi berbasis komputer sub sistem ari CBIS adalah:
o   Sistem informasi akuntansi
o   Sistem informasi manajemen
o   Sistem pendukung keputusan
o   Automasi kantor (office Automation) semua sistem elektronik formal dan informasi terutama berkaitan dengan komunikasi informasi ke dan dari orang-orang didalam maupun diluar perusahaan.
o   Sistem Pakar, adalah sistem yang berhusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar